Merindukan Hujan

Aku merindukan hujan datang. Hujan yang kerap membawa segerombol kenangan-kenangan bersama. Kenangan yang entah itu nyata atau ternyata hanya ada dalam mimpi sebagai penghias tidurku. Hari ini aku merindukan hujan datang untuk menyejukkan hatiku. Membuat tempias sejuk di sudut hatiku. Membawa sebuah kedamaian di lubuk pikiranku.

Aku merindukan aroma khas tanah kering yang melunak oleh tetes-tetes hujan. Hujan yang telah lama tak meyapa. Lihatlah sekarang aku merindukannya. Merindukan hujan itu. Padahal di saat hujan selalu datang dengan lebatnya, dengan seringnya, semua terasa begitu biasa. Semua malah terkadang terasa begitu menyebalkan. Tanpa aku sadar bahwa mungkin kelak aku akan sangat menginginkannya seperti saat ini. Hujan yang membawa kenangan-kenangan. Hujan yang membawa kesejukan. Hujan yang selalu menjadi pertanda, bahwa di atas masih ada langit. Di atas masih ada yang menaungi.

Aku merindukan hujan. Untuk mengurangi kelelahanku. Mengurangi semua rasa risauku. Mengurangi pikiran yang menyesakkanku. Aku merindukan hujan yang kerap membuatku sadar, bahwa hidup tak hanya ada kemarau. Bahwa hidup tak selalu berupa terang dengan sinar matahari. Bahwa hidup tak hanya tentang membuat semuanya menjadi seperti yang diinginkan. Bahwa hidup juga tentang melepaskan. Lepas seperti butiran hujan dari langit yang jatuh dengan penuh kerelaan. 

Aku merindukan hujan. Yang dapat menarikku sejenak dari kenyataan. Mengalihkanku pada ruang kenangan yang tak berbatas. Sejenak saja, semoga hujan lekas datang. Lihatlah tanah yang mulai mengeras, debu yang semakin membuat sesak, daun yang tak lagi hijau segar, dan hati yang mulai terasa lebih sering mengeluh lelah. Hanya mengandalkan helaan nafas panjang untuk membuatnya terasa lebih ringan. Untuk kemudian kembali terasa berat. Maka semoga hujan lekas datang membawa kesejukan. Semoga..

Turunlah hujan..,bumi merindukanmu..