Tentang Melepaskan

Pagi ini, aku membaca sebuah post dari Majalah Ummi di FB. Post itu berjudul Renungan Indah – W.S. Rendra (yang terakhir). Entah kenapa, terasa mengena dan membuat kita merenungi kembali, bahwa dalam hidup ini..tidak ada yang namanya kehilangan. Karna sejatinya, semua yang kita miliki, bukanlah milik kita..

W.S. Rendra dalam puisinya yang terakhir mengingatkan, membuat kita sadar dan mungkin dapat membuat kita bernapas sejenak..Membuat kita relax sejenak, dari lelahnya badan dan pikiran.

Memberi kesempatan pada hati ini untuk merasakan sedikit kedamaian..Di bawah ini puisi W.S. Rendra dikutip dari Majalah Ummi..

Renungan Indah – W.S. Rendra (yang terakhir)

Seringkali aku berkata..
Ketika semua orang memuji milik-ku.... 
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi... mengapa aku tak pernah bertanya :
Mengapa Dia menitipkannya padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?


Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah...
Kusebut itu sebagai ujian... 
Kusebut itu sebagai petaka...
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika.

Aku rajin beribadah, 
maka selayaknyalah derita menjauh dariku, 
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, 
dan bukan kekasih,
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku. 

Ya Allah.....
Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah. 
“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”….


(Puisi terakhir Rendra yang dituliskannya di atas tempat tidur RS)


Seharusnya, kita sebagai manusia memang selalu menyadari, bahwa hidup ini adalah anugrah, tetapi apa yang kita punya adalah titipan. Dengan begitu, hati akan terasa lapang..tetap berusaha, tetapi tetap dengan didasari hati yang lapang..
Semoga, kita semua senantiasa mendapatkan petunjuk-Nya..aamiin :))

Comments