Mengapa Jalan-jalan di Indonesia?
Kalau ada yang bertanya kepada saya, “Mengapa sih harus jalan-jalan di Indonesia?” maka jawaban saya adalah, “Mengapa tidak?” Ada banyak alasan mengapa kita harus jalan-jalan di Indonesia. Di bawah ini saya tuliskan beberapa.
Semoga artikel ini dapat membuat Anda sepakat dengan saya: berjalan-jalan di Indonesia adalah wajib hukumnya.
Seorang perempuan di desa Sukopuro, Probolinggo, Jawa Timur berjalan melewati Gunung Bromo. Foto: AP/Trisnadi
Apa jenis wisata yang Anda cari? Wisata laut, gunung, budaya, belanja, atau flora dan fauna? Semua ada di Indonesia. Laut kita sudah tidak perlu diragukan lagi. Dunia bawah laut Raja Ampat, Wakatobi, Komodo dan Bunaken sudah terkenal di seluruh dunia.
Jenis pasir pantai apa yang Anda cari? Indonesia punya pasir putih bersih sehalus tepung juga merah muda berbutir-butir. Bagi pecinta gunung, Indonesia adalah negara dengan gunung berapi paling banyak di dunia. Ada banyak taman nasional bagi penggemar flora dan fauna.
Dengan beragam suku, etnis, agama dan kepercayaan, Indonesia punya keragaman budaya. Jakarta, kota dengan pusat perbelanjaan terbanyak, cocok buat yang hobi belanja. Gedung tua yang bersejarah, ada juga.
Sendratari di Candi Badut, Malang. Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Banyak orang mengatakan, orang Indonesia tidak lagi seramah dulu. Tetapi saya percaya bangsa Indonesia tetaplah salah satu bangsa dengan tingkat keramahan tertinggi di dunia. Bahkan di kota besar seperti Jakarta yang konon masyarakatnya individualis, orang Jakarta jauh lebih ramah dibandingkan negara lain. Kalau Anda tersesat di belantara kekusutan Jakarta, tidak perlu ragu bertanya. Pasti dibantu. Di negara lain? Belum tentu.
Pantai yang masih sepi dan belum terjamah turis ini terletak di Tanjung Setia, Lampung Barat, Lampung. Foto: Antara/Rosa Panggabean
Mahal/murah memang relatif. Jika Anda tinggal di Medan, misalnya, berjalan-jalan ke daerah Indonesia timur tentu lebih mahal dari negara tetangga. Tapi jangan lupa, ada harga ada rupa. Sering kali yang Anda bayar sebanding dengan yang didapat.
Melihat komodo, satu-satunya binatang purba yang tersisa, dan leyeh-leyeh di pantai berpasir merah muda jauh lebih asyik dan membanggakan ketimbang berfoto di depan menara kembar atau main di taman hiburan. Karya manusia tidak akan bisa mengalahkan karya agung ciptaan Tuhan, bukan?
Supaya murah, kunjungilah daerah yang dekat dengan tempat tinggal Anda, misalnya provinsi tetangga. Anda bisa juga memesan tiket promosi penerbangan murah dari jauh-jauh hari.
Melihat lumba-lumba di laut lepas? Itu bisa Anda lakukan di Tanjung Kiluan, Lampung; Lovina, Bali; sampai di Raja Ampat, Papua. Foto: Antara/Rosa Panggabean
Yang dimaksud dengan mudah di sini bukanlah tentang menjangkau tujuan-tujuan wisata di Indonesia, melainkan soal bahasa dan budaya. Ke daerah mana pun Anda pergi di Indonesia, tentu Anda sudah dapat memperkirakan pantangan di daerah itu.
Makin terpencil suatu daerah, biasanya makin kuat adatnya. Pastinya Anda mampu mengira-ngira di mana Anda boleh memakai tank top, dan mana yang tidak. Karena kita masih sebangsa, bahasa tubuh maupun ekspresi lebih mudah dibaca sehingga kemungkinan salah paham dapat diperkecil.
Salah satu alasan orang Indonesia jalan-jalan ke luar negeri adalah karena gengsi. Padahal, kurang bergengsi apa kalau Anda sudah menjelajahi seluruh Indonesia? Sangat ironis jika orang Indonesia lebih sering jalan-jalan di negara lain tetapi tidak tahu betapa indahnya negeri sendiri. Masak orang asing lebih paham kecantikan negara kita? Gengsi, ah!
Berselancar dengan ombak setinggi ini bukan hanya Anda temukan di Bali, di Lampung pun bisa. Foto: Antara/Rosa Panggabean
Bila keadaan ekonomi Anda baik-baik saja dan merasa tidak peduli dengan kondisi ekonomi negara, sebaiknya Anda berpikir ulang. Kondisi ekonomi negara selalu mempengaruhi kondisi ekonomi penduduknya.
Dengan jalan-jalan di negeri sendiri, kita ikut memperbaiki kondisi ekonomi negara kita yang efeknya juga akan memperbaiki kehidupan kita. Mengapa bisa begitu?
Sebab, menghabiskan uang di negeri sendiri akan membuat uang tidak “kabur” ke luar negeri. Yah, ibaratnya uang dari kantong kanan pindah ke kantong kiri, nggak pindah ke kantong orang lain. Jika perekonomian bangsa membaik, kita juga yang untung, kan?
cr : http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/170-mengapa-jalan-jalan-di-indonesia
Semoga artikel ini dapat membuat Anda sepakat dengan saya: berjalan-jalan di Indonesia adalah wajib hukumnya.
Seorang perempuan di desa Sukopuro, Probolinggo, Jawa Timur berjalan melewati Gunung Bromo. Foto: AP/Trisnadi
Segala ada
Apa jenis wisata yang Anda cari? Wisata laut, gunung, budaya, belanja, atau flora dan fauna? Semua ada di Indonesia. Laut kita sudah tidak perlu diragukan lagi. Dunia bawah laut Raja Ampat, Wakatobi, Komodo dan Bunaken sudah terkenal di seluruh dunia.
Jenis pasir pantai apa yang Anda cari? Indonesia punya pasir putih bersih sehalus tepung juga merah muda berbutir-butir. Bagi pecinta gunung, Indonesia adalah negara dengan gunung berapi paling banyak di dunia. Ada banyak taman nasional bagi penggemar flora dan fauna.
Dengan beragam suku, etnis, agama dan kepercayaan, Indonesia punya keragaman budaya. Jakarta, kota dengan pusat perbelanjaan terbanyak, cocok buat yang hobi belanja. Gedung tua yang bersejarah, ada juga.
Sendratari di Candi Badut, Malang. Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Ramah
Banyak orang mengatakan, orang Indonesia tidak lagi seramah dulu. Tetapi saya percaya bangsa Indonesia tetaplah salah satu bangsa dengan tingkat keramahan tertinggi di dunia. Bahkan di kota besar seperti Jakarta yang konon masyarakatnya individualis, orang Jakarta jauh lebih ramah dibandingkan negara lain. Kalau Anda tersesat di belantara kekusutan Jakarta, tidak perlu ragu bertanya. Pasti dibantu. Di negara lain? Belum tentu.
Pantai yang masih sepi dan belum terjamah turis ini terletak di Tanjung Setia, Lampung Barat, Lampung. Foto: Antara/Rosa Panggabean
Murah
Mahal/murah memang relatif. Jika Anda tinggal di Medan, misalnya, berjalan-jalan ke daerah Indonesia timur tentu lebih mahal dari negara tetangga. Tapi jangan lupa, ada harga ada rupa. Sering kali yang Anda bayar sebanding dengan yang didapat.
Melihat komodo, satu-satunya binatang purba yang tersisa, dan leyeh-leyeh di pantai berpasir merah muda jauh lebih asyik dan membanggakan ketimbang berfoto di depan menara kembar atau main di taman hiburan. Karya manusia tidak akan bisa mengalahkan karya agung ciptaan Tuhan, bukan?
Supaya murah, kunjungilah daerah yang dekat dengan tempat tinggal Anda, misalnya provinsi tetangga. Anda bisa juga memesan tiket promosi penerbangan murah dari jauh-jauh hari.
Melihat lumba-lumba di laut lepas? Itu bisa Anda lakukan di Tanjung Kiluan, Lampung; Lovina, Bali; sampai di Raja Ampat, Papua. Foto: Antara/Rosa Panggabean
Lebih mudah
Yang dimaksud dengan mudah di sini bukanlah tentang menjangkau tujuan-tujuan wisata di Indonesia, melainkan soal bahasa dan budaya. Ke daerah mana pun Anda pergi di Indonesia, tentu Anda sudah dapat memperkirakan pantangan di daerah itu.
Makin terpencil suatu daerah, biasanya makin kuat adatnya. Pastinya Anda mampu mengira-ngira di mana Anda boleh memakai tank top, dan mana yang tidak. Karena kita masih sebangsa, bahasa tubuh maupun ekspresi lebih mudah dibaca sehingga kemungkinan salah paham dapat diperkecil.
Gengsi
Salah satu alasan orang Indonesia jalan-jalan ke luar negeri adalah karena gengsi. Padahal, kurang bergengsi apa kalau Anda sudah menjelajahi seluruh Indonesia? Sangat ironis jika orang Indonesia lebih sering jalan-jalan di negara lain tetapi tidak tahu betapa indahnya negeri sendiri. Masak orang asing lebih paham kecantikan negara kita? Gengsi, ah!
Berselancar dengan ombak setinggi ini bukan hanya Anda temukan di Bali, di Lampung pun bisa. Foto: Antara/Rosa Panggabean
Perbaikan kehidupan
Bila keadaan ekonomi Anda baik-baik saja dan merasa tidak peduli dengan kondisi ekonomi negara, sebaiknya Anda berpikir ulang. Kondisi ekonomi negara selalu mempengaruhi kondisi ekonomi penduduknya.
Dengan jalan-jalan di negeri sendiri, kita ikut memperbaiki kondisi ekonomi negara kita yang efeknya juga akan memperbaiki kehidupan kita. Mengapa bisa begitu?
Sebab, menghabiskan uang di negeri sendiri akan membuat uang tidak “kabur” ke luar negeri. Yah, ibaratnya uang dari kantong kanan pindah ke kantong kiri, nggak pindah ke kantong orang lain. Jika perekonomian bangsa membaik, kita juga yang untung, kan?
cr : http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/170-mengapa-jalan-jalan-di-indonesia
Comments
Post a Comment