Delapan Tempat Wisata Gratis di Istanbul
Menemukan tempat wisata gratis merupakan tantangan saat mengunjungi tujuan wisata populer seperti Istanbul. Akibat komersialisasi, tempat-tempat wisata yang sangat populer biasanya mematok harga tiket cukup mahal. Ini bukan berita menyenangkan bagi pejalan yang memiliki anggaran terbatas.
Tapi dengan sedikit riset, sebenarnya kita masih bisa menemukan tempat wisata gratis di Istanbul yang tak kalah menarik dengan objek wisata komersial. Objek wisata gratis ini sebagian belum terkenal, sehingga Anda bisa bebas sejenak dari kerumuman turis yang selalu membanjiri Istanbul.
Berkunjung ke Blue Mosque ibarat mendatangi menara Eiffel di Paris, karena masjid ini adalah salah satu ikon terkenal milik Istanbul. Daya tarik utama Blue Mosque ada pada keenam menaranya yang seolah mendominasi kawasan Sultanahmet, distrik tertua di Istanbul. Desain bangunan masjid ini juga sangat menarik dengan kubah-kubah yang seolah bertumpuk-tumpuk.
Kredit foto: Thinkstock
Anda akan bertambah kagum saat masuk ke dalam masjid yang dibangun pada 1609 ini. Dinding bagian dalam Blue Mosque berhiaskan 20 ribu keping keramik berwarna biru. Blue Mosque memiliki 260 jendela dan bagian dalamnya dihiasi berbagai ornamen abstrak yang bernilai seni tinggi.
Barangkali inilah jalan tempat belanja terpanjang di dunia. Jalur pedestrian sepanjang tiga kilometer ini dipenuhi dengan pasar modern, kafe, restoran, klub malam dan gedung bioskop. Saat akhir pekan saja, Istiklal Street dikunjungi lebih dari 3 juta orang.
Di sini Anda bisa menikmati denyut nadi kehidupan kaum muda Turki. Kalau kawasan Sultanahmet mewakili kejayaan masa lampau Istanbul, Istiklal Street adalah sisi modern dan kosmopolitannya.
Meskipun sudah berusia lebih dari 500 tahun, Grand Bazaar Istanbul masih menjadi tempat belanja favorit turis dan warga lokal. Ada sekitar 5 ribu kios yang beroperasi di pusat perbelanjaan tertua di dunia ini. Begitu banyak pilihan barang yang ditawarkan, mulai dari kerajinan kulit, pakaian, barang antik, karpet dan aneka macam pernak-pernik aksesori. Boleh dikata, apa pun barang yang Anda cari, hampir semuanya tersedia di Grand Bazaar.
Selop Turki, salah satu barang yang dijual di Grand Bazaar. Foto: Thinkstock
Kalau tak tertarik berbelanja, menyusuri lorong-lorong Grand Bazaar sudah menjadi aktivitas wisata yang menarik. Jika sudah lelah berjalan kaki, mampirlah ke kios terdekat yang menjual teh atau kopi Turki. Sambil meneguk minuman hangat khas Turki, nikmatilah suasana pusat perbelanjaan yang paling terkenal di Istanbul ini.
Museum ini dibangun untuk mengenang Florence Nightingale, seorang perawat asal Inggris yang mendedikasikan hidupnya untuk merawat tentara yang terluka dalam Perang Krimea. Lokasi Florence Nightingale Museum menempati bekas barak tentara Turki yang dulu juga pernah berfungsi sebagai rumah sakit tentara. Museum ini tidak hanya memamerkan memorabilia Florence Nightingale, tapi juga memberi informasi penting mengenai pertempuran Krimea yang terjadi pada 1853-1856.
Selain Grand Bazaar, Istanbul memiliki satu lagi pusat perbelanjaan tua yang disebut Egyptian Bazaar. Awalnya, pasar tradisional yang dibangun pada 1660 ini diberi nama New Bazaar. Karena dikenal sebagai tempat jual-beli rempah-rempah yang didatangkan dari Mesir, akhirnya sebutan New Bazaar berubah menjadi Egyptian Bazaar dan terus dipakai sampai sekarang.
Egyptian Bazaar hanya memiliki 88 kios, jauh lebih sedikit dari Grand Bazaar yang jumlah kiosnya ribuan. Meskipun jauh lebih kecil, jenis barang yang ditawarkan cukup beragam. Anda bisa mendapatkan produk pecah-belah, pakaian, makanan khas Turki dan tentunya aneka rempah-rempah.
Kawasan Moda dulunya dikenal sebagai hunian elite komunitas Armenia dan Yunani. Setelah negara Turki modern berdiri pada awal abad ke-20, etnis minoritas itu harus hengkang ke negara Eropa lainnya. Meskipun kini tak lagi dihuni orang kaya dari etnis Armenia dan Yunani, pesona kawasan ini belum pudar.
Anda bisa melihat rumah-rumah antik bergaya neoklasik serta menikmati pemandangan Laut Marmara dari Moda Avenue. Untuk berkeliling kawasan Moda, Anda bisa menggunakan trem jalur nostalgia yang berumur seabad lebih.
Kredit foto: Thinkstock
Bangunan masjid ini memang tidak semegah Blue Mosque. Namun lokasinya yang berada di pinggir Selat Bosphorus membuat Ortakoy Mosque menjadi sudut Istanbul yang paling fotogenik. Ditambah lagi dengan pemandangan jembatan Bosphorus sebagai latar belakang, fotografer paling amatir pun bisa membuat gambar yang cantik.
Kalau masih kurang puas dengan Grand Bazaar dan Egyptian Bazaar, cobalah kunjungi Kadikoy Flea Market yang hanya buka pada hari Selasa. Ini bukan tempat belanja turis yang penuh kios karpet dan barang kerajinan melainkan tempat belanja orang lokal yang menawarkan kebutuhan sehari-hari. Di sini Anda bisa mendapatkan pakaian, tas, sepatu, sampai sayuran dan buah-buahan segar. Ingin melihat tempat belanja orang Turki yang paling orisinal? Kunjungan ke Kadikoy Flea Market adalah jawabannya.
Tapi dengan sedikit riset, sebenarnya kita masih bisa menemukan tempat wisata gratis di Istanbul yang tak kalah menarik dengan objek wisata komersial. Objek wisata gratis ini sebagian belum terkenal, sehingga Anda bisa bebas sejenak dari kerumuman turis yang selalu membanjiri Istanbul.
Blue Mosque
Berkunjung ke Blue Mosque ibarat mendatangi menara Eiffel di Paris, karena masjid ini adalah salah satu ikon terkenal milik Istanbul. Daya tarik utama Blue Mosque ada pada keenam menaranya yang seolah mendominasi kawasan Sultanahmet, distrik tertua di Istanbul. Desain bangunan masjid ini juga sangat menarik dengan kubah-kubah yang seolah bertumpuk-tumpuk.
Kredit foto: Thinkstock
Anda akan bertambah kagum saat masuk ke dalam masjid yang dibangun pada 1609 ini. Dinding bagian dalam Blue Mosque berhiaskan 20 ribu keping keramik berwarna biru. Blue Mosque memiliki 260 jendela dan bagian dalamnya dihiasi berbagai ornamen abstrak yang bernilai seni tinggi.
Istiklal Street
Barangkali inilah jalan tempat belanja terpanjang di dunia. Jalur pedestrian sepanjang tiga kilometer ini dipenuhi dengan pasar modern, kafe, restoran, klub malam dan gedung bioskop. Saat akhir pekan saja, Istiklal Street dikunjungi lebih dari 3 juta orang.
Di sini Anda bisa menikmati denyut nadi kehidupan kaum muda Turki. Kalau kawasan Sultanahmet mewakili kejayaan masa lampau Istanbul, Istiklal Street adalah sisi modern dan kosmopolitannya.
Grand Bazaar
Meskipun sudah berusia lebih dari 500 tahun, Grand Bazaar Istanbul masih menjadi tempat belanja favorit turis dan warga lokal. Ada sekitar 5 ribu kios yang beroperasi di pusat perbelanjaan tertua di dunia ini. Begitu banyak pilihan barang yang ditawarkan, mulai dari kerajinan kulit, pakaian, barang antik, karpet dan aneka macam pernak-pernik aksesori. Boleh dikata, apa pun barang yang Anda cari, hampir semuanya tersedia di Grand Bazaar.
Selop Turki, salah satu barang yang dijual di Grand Bazaar. Foto: Thinkstock
Kalau tak tertarik berbelanja, menyusuri lorong-lorong Grand Bazaar sudah menjadi aktivitas wisata yang menarik. Jika sudah lelah berjalan kaki, mampirlah ke kios terdekat yang menjual teh atau kopi Turki. Sambil meneguk minuman hangat khas Turki, nikmatilah suasana pusat perbelanjaan yang paling terkenal di Istanbul ini.
Florence Nightingale Museum
Museum ini dibangun untuk mengenang Florence Nightingale, seorang perawat asal Inggris yang mendedikasikan hidupnya untuk merawat tentara yang terluka dalam Perang Krimea. Lokasi Florence Nightingale Museum menempati bekas barak tentara Turki yang dulu juga pernah berfungsi sebagai rumah sakit tentara. Museum ini tidak hanya memamerkan memorabilia Florence Nightingale, tapi juga memberi informasi penting mengenai pertempuran Krimea yang terjadi pada 1853-1856.
Egyptian Bazaar
Selain Grand Bazaar, Istanbul memiliki satu lagi pusat perbelanjaan tua yang disebut Egyptian Bazaar. Awalnya, pasar tradisional yang dibangun pada 1660 ini diberi nama New Bazaar. Karena dikenal sebagai tempat jual-beli rempah-rempah yang didatangkan dari Mesir, akhirnya sebutan New Bazaar berubah menjadi Egyptian Bazaar dan terus dipakai sampai sekarang.
Egyptian Bazaar hanya memiliki 88 kios, jauh lebih sedikit dari Grand Bazaar yang jumlah kiosnya ribuan. Meskipun jauh lebih kecil, jenis barang yang ditawarkan cukup beragam. Anda bisa mendapatkan produk pecah-belah, pakaian, makanan khas Turki dan tentunya aneka rempah-rempah.
Moda
Kawasan Moda dulunya dikenal sebagai hunian elite komunitas Armenia dan Yunani. Setelah negara Turki modern berdiri pada awal abad ke-20, etnis minoritas itu harus hengkang ke negara Eropa lainnya. Meskipun kini tak lagi dihuni orang kaya dari etnis Armenia dan Yunani, pesona kawasan ini belum pudar.
Anda bisa melihat rumah-rumah antik bergaya neoklasik serta menikmati pemandangan Laut Marmara dari Moda Avenue. Untuk berkeliling kawasan Moda, Anda bisa menggunakan trem jalur nostalgia yang berumur seabad lebih.
Ortakoy Mosque
Kredit foto: Thinkstock
Bangunan masjid ini memang tidak semegah Blue Mosque. Namun lokasinya yang berada di pinggir Selat Bosphorus membuat Ortakoy Mosque menjadi sudut Istanbul yang paling fotogenik. Ditambah lagi dengan pemandangan jembatan Bosphorus sebagai latar belakang, fotografer paling amatir pun bisa membuat gambar yang cantik.
Kadikoy Flea Market
Kalau masih kurang puas dengan Grand Bazaar dan Egyptian Bazaar, cobalah kunjungi Kadikoy Flea Market yang hanya buka pada hari Selasa. Ini bukan tempat belanja turis yang penuh kios karpet dan barang kerajinan melainkan tempat belanja orang lokal yang menawarkan kebutuhan sehari-hari. Di sini Anda bisa mendapatkan pakaian, tas, sepatu, sampai sayuran dan buah-buahan segar. Ingin melihat tempat belanja orang Turki yang paling orisinal? Kunjungan ke Kadikoy Flea Market adalah jawabannya.
Comments
Post a Comment