Hakikat menunggu (bagian 1)
"please, come..take me with you..I've been waited..", ask baby bear |
Menunggu, bisa jadi memang sangat tidak menyenangkan, apalagi untuk manusia biasa seperti aku yang penuh dengan ketidaksabaran. Semuanya terasa ingin cepat-cepat saja. Semua yang diinginkan, pengennya udah langsung ada dan terjadi di hadapan. Kalau bisa, malah dalam satu kedipan mata. LOL
Tetapi sekali lagi, hidup di dunia ini tentu bukanlah negeri dongeng, maupun bukan dunia yang dipenuhi orang sakti yang ataupun pesulap yang menginginkan sesuatu tinggal "bim salabim..jadi apa prok prok prok" #lohh kok jadi ngelantur?? LOL
Hidup di dunia ini pun bukan kehidupan novel, film ataupun drama yang mempunyai durasi sesuai kemauan kita. Jika salah satu tokohnya mengalami kesedihan, kesusahan ataupun terpaksa harus ada adegan "menunggu" itu, tinggal lah kita bilang "1 tahun kemudian", "5 tahun kemudian", "10 tahun kemudian" atau "beberapa tahun kemudian.." yang sungguh sangat mudah sekali sepertinya untuk melaluinya. Singkat sekali sepertinya melaluinya. Bahkan hitungan tahun sampai puluhan tahun pun dapat diganti dengan sebaris kalimat saja. Sungguh singkat sekali yaa..
Tentulah dibuat seperti itu, karena tidak terbayangkan jika benar-benar proses menunggu itu dituliskan menit demi menitnya di novel, diceritakan jam demi jamnya di film atau drama, butuh berapa tebal halamannya, butuh berapa lama filmnya, tentu pembacanya pun sudah sangat bosan, apalagi yang menonton sudah sangat jenuh sekali.
Beda sekali dengan hidup kita yang tidak bisa begitu aja diganti dengan sebaris kalimat. Bahkan kitapun tidak tau sampai kapan kita hidup. Maka proses menunggu itu pun menjadi sebuah perjalanan penting. Menjadi sebuah perjalanan yang pasti akan terlewati. Sebuah perjalanan bersama waktu. Karena sejatinya, kita semua dalam keadaan menunggu, yaitu menunggu kematian. Menunggu untuk kembali ke Sang Maha Pencipta.
Ada sebuah cerita tentang menunggu, yang pernah aku dengar dari penulis novel Tere Liye, dan sebenarnya karena inspirasi dari Bang Tere lah aku menulis artikel ini..hehe. Begini ceritanya:
Ada seorang anak bernama Bambang. Dia pergi ke pasar bersama ibunya. Sesampainya di pasar, ibunya bilang kepada Bambang, "Nak, kamu tunggu ibu di depan pasar. Ibu mau membeli keperluan sehari-hari. Paling 2 jam saja, pokoknya kamu harus menunggu ibu di depan pasar sampai ibu keluar." Bambang pun menurut perintah ibunya.
Dia menunggu, menunggu dan menunggu. Dan sejatinya, sikap orang yang menunggu ada tiga:
Pertama, dia menunggu, tetapi dengan tidak sabaran. Mengeluh dan mengeluh. Waktu terasa lama. 15 menit berlalu, dia mengeluh "mana si ini ibu, kok ga keluar-keluar?" begitu juga 5 menit kemudian, masih mengeluh dan mengeluh terus waktu terasa semakin lama saja. Hingga sang ibu keluar setelah 2 jam kemudian, sang anak mengeluh, "kenapa ibu lama sekaliiiii...."
Kedua, dia menunggu, dan diaaaam saja. Dia tidak mengeluh pun tidak melakukan apapun. Dia setia di tempatnya. Termenung, diam, menunggu sang ibu.
Ketiga, dia menunggu, dan sambil menunggu dia melakukan banyak hal. Dia melihat ada tukang tambal ban di hadapannya, dia memperhatikan dan belajar. Dia melihat ada tukang pembuat makanan, dia memperhatikan dan belajar.
Dia melihat ada tukang las, dia memperhatikan dan belajar. Dia juga melihat tukang-tukang yang lain, pun sama dia memperhatikan dan belajar. Tidak terasa 2 jam berlalu dan sang ibu keluar dari pasar. Dia pun pulang bahagia bersama sang ibu, dan lebih dari itu, selama 2 jam tersebut dia mendapatkan bayak sekali hal yang berguna. Dia mendapatkan banyak pelajaran baru, mendapatkan kemampuan baru. Sehingga tidak menunggu dengan sia-sia.Begitulah hakikat menunggu. Susah sekali yaaaa...hahaha
Menunggu memang harus penuh kesabaran dan selalu milikilah keyakinan bahwa ALLAH tidak akan pernah salah. Dan ALLAH selalu tau kapan waktu terbaik, untuk memberikan sesuatu :D
Yakin aja yaaaaa..buat yang suka galauuuu mengenai jodoh yang tak kunjung datang, emmm atau yang galauuuu tak kunjung mendapatkan keinginannya, sabar sabar sabaaaarr..#ingatin diri sendiri :D
ALLAH selalu tahu kapan waktu yang paling tepat..InsyaAllah :))
Baca juga Hakikat menunggu (bagian 2)
Comments
Post a Comment