Kisah mawar merah dan mawar putih
Mawar merah dan mawar putih |
"Kenapa, wahai tukang kebun, engkau selalu mendekati si putih? Engkau sapa ia, engkau mandikan ia dengan kasih sayang? Sedangkan aku...?" keluh hati sang merah.
Keesokan harinya... Sang merah ingin menarik perhatian sang tukang kebun, tapi...
"Wahai tukang kebun, kemarilah! Aku lebih menarik dan berbeda kenapa tak pernah kau sentuh dan sapa aku?" hari demi hari terus seperti itu, akhirnya suatu hari ketika hujan telah membasuhi seluruh isi taman dan pelangi pun muncul dari kejauhan, sang merah bercermin di genangan air. Ia tersadar bahwa dirinya tidaklah semenarik putih, berduri tebal, banyak! Tak secerah putih.
Sang merah pun kembali bertanya-tanya. "Salah siapakah ini? Kenapa rupaku seperti ini? Pantas sang tukang kebun tak berkenan terhadapku, apa yang menarik dari diriku? Tak ada! Pantas saja tukang kebun selalu memberiku pupuk yang sedikit, air yang tidaklah banyak dan tak pernah aku disentuh bahkan disapa olehnya."
Kemudian sang mawar merah memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menggugurkan kelopak bunganya. Ketika hendak memekarkan kelopaknya agar gugur dari tangkai bunga... datanglah sekerumunan lebah yang menghinggapinya, silih berganti.
Mawar meraaah.. |
Akhirnya sang merah dapat mati dengan tenang karena sebelum kematiannya ia dapat mengetetahui untuk apa ia ada di kebun itu.
Sejenak merenung...., kenapa kita harus takut dibanding - bandingkan dengan orang lain. Kenapa harus takut kita tak ada artinya jika dibandingkan dengan orang lain. Kenapa harus takut tak ada yang menyukai kita. Kenapa harus takut? padahal Allah ciptakan tiap orang itu berbeda. Ia ciptakan dengan warna tersendiri dan untuk saling melengkapi. Kenapa harus takut?
mawar, mawar dan mawaaaar |
Comments
Post a Comment