Putriku tercinta..!! (Untuk semua akhwat untuk menjaga dirinya...)
Putriku tercinta!
Saya adalah seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Saya telah banyak mengunjungi berbagai negeri dan berjumpa dengan banyak orang. Saya juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu, dengarlah nasihat-nasihat saya yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalaman saya. Di mana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kebejatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul dan mulut letih, namun kami tidak menghasilkan apa-apa. Tidak ada kemungkaran yang dapat kami berantas, bahkan bertambah, kerusakan mewabah, pakaian terbuka dan merangsang semakin merajalela, semakin meluas. Berkembang dari suatu negeri ke negeri yang lain, sampai tak ada satu negeri kaum musliminpun –menurut dugaanku- yang terhindar dari wabah ini.
Negeri-negeri muslim sendiri yang dulu benar-benar bersih, menutup aurat, sangat menjaga kehormatan wanitanya, kini para wanita itu keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan dan lehernya.
Kami belum berhasil, kami kira tidak akan berhasil. Tahukah engkau, mengapa? Karena sampai saat ini, kami belum menemukan cara untuk memperbaikinya, kami belum tahu jalannya.
Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya ada di tanganmu. Bila engkau percaya bahwa kunci itu ada, lalu engkau menggunakannya untuk masuk, maka keadaan akan baik.
Memang benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama di dalam lorong dosa. Wanita tidak akan pernah memulainya. Tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani. Dan andaikan bukan lantaran gemulaimu, lelaki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, lalu dia masuk. Kau katakan kepada si pencuri itu, “Silahkan...!” Tetapi ketika ia telah mencuri, engkau berteriak, “Maling...! Tolong...! Tolong...! Saya kemalingan.”
Jika engkau mengerti bahwa semua laki-laki adalah serigala dan engkau adalah domba, niscaya engkau akan lari dari mereka, sebagaimana domba lari dari serigala. Kalau engkau sadar bahwa mereka pencuri, engkau pun akan hati-hati, sebagaimana seorang yang pelit takut kecurian.
Apabila serigala hanya menginginkan daging domba saja, maka sesuatu yang diharapkan lelaki dari engkau, lebih mulia dari daging domba itu. Kematian lebih baik bagimu daripada kehilangan sesuatu yang mulia itu. Lelaki itu mengharapkan sesuatu yang paling mahal bagimu, yaitu kehormatanmu. Sesuatu yang menjadi kebanggaan, kemuliaan dan dengan itu pula engkau hidup. Hidup wanita yang kehormatannya telah direnggut lelaki, sungguh seratus kali lipat lebih pahit daripada kematian seekor domba yang mati diterkam serigala.
Ya, demi Allah... tidaklah seorang pemuda melihat gadis, melainkan gadis itu dikhayalkannya dalam keadaan telanjang tanpa pakaian. Demi Allah, begitulah! Kami bersumpah untuk kedua kalinya padamu, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali hanya ingin mengetahui akhlak dan budi bahasanya, ia akan berbicara sebagai seorang sahabat, ia akan mencintainya sebagai seorang kawan.
Demi Allah, ia telah bohong! Jika engkau mendengar obrolan di antara anak-anak muda dalam kesepian mereka, engkau akan mendengar sesuatu yang mengerikan. Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatiannya, semua itu tidak lain hanyalah perangkap rayuan untuk mencapai tujuannya, atau paling tidak, pemuda itu sendiri merasa bahwa itu adalah rayuan!
Setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai putriku? Coba kau pikirkan!
Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan begitu saja, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan terus mencari mangsa lain untuk doiterkam kehormatannya, sedang engkau yang menanggung beban kehamilan di dalam perutmu.
Jiwamu menangis, keningmu telah tercoreng. Masyarakat yang zhalim dapat mengampuni pemuda itu dengan mengatakan, “Ia dulu anak muda yang sesat, tapi sekarang sudah taubat.” Tetapi engkau, selama hidupmu tetap berkubang kehinaan dan keaiban. Masyarakat tidak akan pernah mengampunimu selama-lamanya.
Namun jika saat bertemu pemuda, kau berani menentang, kau palingkan muka, kau tunjukkan kepribadian dan menghindar... dan kalau pengganggumu belum mengindahkan, sampai berbuat lancang lewat perkataan atau tangan usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya. Jika semua ini engkau lakukan, niscaya semua orang di jalan akan membelamu.
Setelah itu anakanak nakal tidak akan berani mengganggumu lagi, juga tidak terhadap gadis-gadis lain. Dan tentunya, -jika ia seorang pemuda yang shalih- ia akan datang kepadamu untuk meminta maaf dan tidak mengulangi perbuatannya. Selanjutnya, ia akan mengharapkan hubungan yang baik dan halal. Ia akan datang melamarmu.
(c)Facebook
Saya adalah seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Saya telah banyak mengunjungi berbagai negeri dan berjumpa dengan banyak orang. Saya juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu, dengarlah nasihat-nasihat saya yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalaman saya. Di mana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kebejatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul dan mulut letih, namun kami tidak menghasilkan apa-apa. Tidak ada kemungkaran yang dapat kami berantas, bahkan bertambah, kerusakan mewabah, pakaian terbuka dan merangsang semakin merajalela, semakin meluas. Berkembang dari suatu negeri ke negeri yang lain, sampai tak ada satu negeri kaum musliminpun –menurut dugaanku- yang terhindar dari wabah ini.
Negeri-negeri muslim sendiri yang dulu benar-benar bersih, menutup aurat, sangat menjaga kehormatan wanitanya, kini para wanita itu keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan dan lehernya.
Kami belum berhasil, kami kira tidak akan berhasil. Tahukah engkau, mengapa? Karena sampai saat ini, kami belum menemukan cara untuk memperbaikinya, kami belum tahu jalannya.
Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya ada di tanganmu. Bila engkau percaya bahwa kunci itu ada, lalu engkau menggunakannya untuk masuk, maka keadaan akan baik.
Memang benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama di dalam lorong dosa. Wanita tidak akan pernah memulainya. Tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani. Dan andaikan bukan lantaran gemulaimu, lelaki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, lalu dia masuk. Kau katakan kepada si pencuri itu, “Silahkan...!” Tetapi ketika ia telah mencuri, engkau berteriak, “Maling...! Tolong...! Tolong...! Saya kemalingan.”
Jika engkau mengerti bahwa semua laki-laki adalah serigala dan engkau adalah domba, niscaya engkau akan lari dari mereka, sebagaimana domba lari dari serigala. Kalau engkau sadar bahwa mereka pencuri, engkau pun akan hati-hati, sebagaimana seorang yang pelit takut kecurian.
Apabila serigala hanya menginginkan daging domba saja, maka sesuatu yang diharapkan lelaki dari engkau, lebih mulia dari daging domba itu. Kematian lebih baik bagimu daripada kehilangan sesuatu yang mulia itu. Lelaki itu mengharapkan sesuatu yang paling mahal bagimu, yaitu kehormatanmu. Sesuatu yang menjadi kebanggaan, kemuliaan dan dengan itu pula engkau hidup. Hidup wanita yang kehormatannya telah direnggut lelaki, sungguh seratus kali lipat lebih pahit daripada kematian seekor domba yang mati diterkam serigala.
Ya, demi Allah... tidaklah seorang pemuda melihat gadis, melainkan gadis itu dikhayalkannya dalam keadaan telanjang tanpa pakaian. Demi Allah, begitulah! Kami bersumpah untuk kedua kalinya padamu, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali hanya ingin mengetahui akhlak dan budi bahasanya, ia akan berbicara sebagai seorang sahabat, ia akan mencintainya sebagai seorang kawan.
Demi Allah, ia telah bohong! Jika engkau mendengar obrolan di antara anak-anak muda dalam kesepian mereka, engkau akan mendengar sesuatu yang mengerikan. Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatiannya, semua itu tidak lain hanyalah perangkap rayuan untuk mencapai tujuannya, atau paling tidak, pemuda itu sendiri merasa bahwa itu adalah rayuan!
Setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai putriku? Coba kau pikirkan!
Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan begitu saja, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan terus mencari mangsa lain untuk doiterkam kehormatannya, sedang engkau yang menanggung beban kehamilan di dalam perutmu.
Jiwamu menangis, keningmu telah tercoreng. Masyarakat yang zhalim dapat mengampuni pemuda itu dengan mengatakan, “Ia dulu anak muda yang sesat, tapi sekarang sudah taubat.” Tetapi engkau, selama hidupmu tetap berkubang kehinaan dan keaiban. Masyarakat tidak akan pernah mengampunimu selama-lamanya.
Namun jika saat bertemu pemuda, kau berani menentang, kau palingkan muka, kau tunjukkan kepribadian dan menghindar... dan kalau pengganggumu belum mengindahkan, sampai berbuat lancang lewat perkataan atau tangan usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya. Jika semua ini engkau lakukan, niscaya semua orang di jalan akan membelamu.
Setelah itu anakanak nakal tidak akan berani mengganggumu lagi, juga tidak terhadap gadis-gadis lain. Dan tentunya, -jika ia seorang pemuda yang shalih- ia akan datang kepadamu untuk meminta maaf dan tidak mengulangi perbuatannya. Selanjutnya, ia akan mengharapkan hubungan yang baik dan halal. Ia akan datang melamarmu.
(c)Facebook
Comments
Post a Comment