Posts

Showing posts from June, 2015

Ia Yang Sedang Menuju Kesini

Image
Ia sedang bersiap, entah memersiapkan apa. Aku tidak tahu. Aku hanya tahu bila ia sedang bersiap. Aku juga akan bersiap. Ia datang dari jauh, entah dari mana aku tidak tahu. Yang pasti, dia datang dari jauh. Buktinya kami belum juga bertemu meski waktu sudah bertahun berlalu. Ia pasti orang baik. Aku yakin dia orang baik. Karena aku juga pasti menolak orang yang tidak baik, setidaknya dalam batas pengetahuanku tentangnya. Ia pasti sedang berdoa. Entah apa yang dia doakan. Aku merasa sedang berusaha mewujudkan doanya itu. Belajar menjadi orang baik, mencari ilmu tentang segala sesuatu untuk hari nanti. Bersiap diri. Belajar ini dan itu. Agar ketika ia datang, ia takjub karena doa-doanya menjadi kenyataan dalam diriku. Ia pasti sedang menuju ke sini. Aku tidak tahu sudah sampai mana perjalanannya. Tapi aku percaya, ia sedang ke sini. (c) SuaraCerita (c) HujanMatahari

Keterjagaan Laki-Laki

Image
Aku masih menyimpan tanganku untuk menggenggammu, tangan perempuan pertama kali. Aku masih menyimpan hatiku untuk mencintaimu, hati perempuan pertama kali. Aku masih menyimpan bahuku untuk tempatmu bersandar, untuk perempuan pertama kali. Aku masih menjaga tubuhku untuk memelukmu, memeluk perempuan pertama kali. Aku masih menjaga bibirku untuk menciummu, mencium perempuan pertama kali. Kau tahu, menjaga itu susah. Keterjagaan itu penting. Menjadikanmu sebagai yang pertama kali adalah hadiah untuk pertemuan hidup kita nanti. Semuanya akan aku berikan pertama kali. Tidak ada yang bekas, semuanya masih baru. Keterjagaan yang sulit aku lakukan seorang diri. Laki-laki pun harus menjaga dirinya, bukan? (c) HujanMatahari Tentu saja, laki-laki pun harus menjaga dirinya :D. Sama halnya seorang perempuan, laki-laki pun seharusnya menjaga dirinya, hingga bertemu seorang wanita yang memang halal baginya, wanita yang dinikahinya, semoga kita semua termasuk orang-orang yang dapat m...

Matahari Kepada Bumi

Image
Matahari tidak pernah meninggalkan bumi sekalipun bumi tidak mampu melihatnya. Entah oleh mendung gelap atau hujan lebat. Sekalipun bumi tidak bisa merasakan kehadirannya dimalam hari. Matahari titipkan cintanya kepada Bulan. Memberi ruang kepada bumi agar bumi paham, bahwa ada atau tiadanya matahari, langit tetaplah menawan. Matahari tidak pernah meninggalkan bumi, pada jarak yang sama bertahun-tahun. Matahari dan Bumi adalah dua hal yang memang berlainan. Terlalu dekat membuat keduanya akan saling meniadakan. Mungkin cukup seperti ini hubungan antara Matahari dan Bumi. TIdak untuk saling berdekatan namun dengan jarak yang cukup aman untuk saling mencintai. Toh mencintai itu tidak selalu berarti harus berdekatan dan memiliki bukan? Tidak selalu berarti bahwa cinta itu harus bertemu dan bersatu. Cinta tanpa pertemuan? Bisa saja terjadi, seperti ketika saya mencintai orang dimasa depan yang bahkan belum pernah saya temui. Cinta yang diwujudkan dalam doa-doa dan perbaikan diri. M...

Perjalanan Hidup Kita Sendiri

Image
Lakukanlah perjalan hidup kita sendiri. Kita tidak harus menunggu orang lain untuk melakukan perjalanan. Tidak harus melakukan bersama-sama. Kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri. Kita hendak melangkah atau berhenti. Hendak terhenti lama pada satu tempat, hendak berlari kencang kita lah yang menentukan. Berhentilah menyalahkan ketiadaan teman dan keadaan. ini hidupmu sendiri. Jangan sekali-kali menahan orang lain untuk maju. Jangan membuat mereka berhenti hanya untuk menunggumu. Jangan memaksa orang berlari sementara langkah kakinya tidak mampu mengikuti. Lakukanlah perjalann hidup kita meski sendiri. Kita tidak perlu berlama-lama menunggu orang datang dan mengajak kita pergi. Kita tidak perlu membuang waktu untuk seseorang yang belum tentu mau kita ajak jalan bersama. Kita bertanggungjawab atas hidup kita sendiri. Setiap langkah kaki kecil kita akan memperdekat tujuan. Tempat di mana orang orang-orang sebenarnya bertemu. Tempat di mana setiap pertanyaan kecil kita se...

Kita

Image
Cinta kita seperti butir hujan. Terpisah menjadi berkeping-keping. Harus jatuh berdebam. Lalu dipertemukan oleh aliran sungai. Bersatu di lautan. Cinta kita seperti cahaya matahari. Berjalan begitu jauh hingga kesela-sela dinding kamar. Dibiaskan lautan. Diceraikan oleh gelap malam. Cinta kita seperti rumput ilalang. Tampak membosankan dan dibiarkan. Siapa sangka ia senantiasa berdiri pada akarnya meski hujan badai. Cinta kita seperti lautan. Tampak begitu luas dan dalam. Begitu banyak gelombang. Mereka hanya tidak tahu, bagaimana tenangnya kita di kedalaman. Rahasia. Dan, kesempatan kita seperti butir debu. Perlu mengumpulkannya agar menjadi tanah, perlu menanaminya dengan pepohonan. Perlu kesabaran soal waktu. Dan waktu kita seperti musim. Selalu berakhir. (c) SuaraCerita

Jangan Berhenti Melangkah

Image
Kita pernah duduk bersama-sama di dalam bumi yang sama. Meski kita duduk sendiri-sendiri dikursinya masing-masing. Kita pernah berpapasan di jalan ketika menikmati sore hari. Meski kita tidak ingat lagi kapan itu terjadi. Sebab kita tidak saling kenal. Kita bergerak seperti daun-daun yang jatuh. Tidak mampu menggerakan dirinya sendiri. Pasrah dihempaskan angin kemanapun membawanya pergi. Kita menggantungkan pada takdir, percaya bahwa kita akan jatuh di tempat yang sama. Meski kemungkinannya sangat kecil, kita percaya itu mudah bagi Tuhan. Ku kira perjalanan kita sangat panjang. Kita belum bertemu, masih sibuk menyelesaikan urusan kita sendiri-sendiri. Sibuk menata banyak hal, menyelesaikan masa lalu, menghidupkan hari ini, dan merencanakan masa depan. Perjalanan kita masih jauh. Setiap langkah kaki kita akan mendekatkan kita. Jangan berhenti :) (c) SuaraCerita

Jangan Berhenti

Image
Jangan mundur, aku berdoa dalam hati. Jangan berhenti hanya karena cara berpakaianku belum rapi. Mungkin kata orang belum syari. Aku ingin menjaga diri. Maukah kau mengajari? Jangan berhenti hanya karena aku tidak paham ilmu agama ini. Aku ingin belajar tapi tak punya tempat dan teman. Maukah kau menemani? Aku memang tidak baik. Tapi aku mau belajar. Apa kamu bisa mengerti? Bila caraku ini salah, ingatkanlah. Aku hanya tidak tahu bagaimana meluruskan diriku sendiri. Aku ingin dibimbing. Kau sudah mengenalku sejauh ini, kan? Jangan berhenti, tapi tolong jangan buat aku bergantung. Aku paham mungkin ditengah perjalanan kau akan meninggalkan. Merasa aku tak kunjung mengerti, tak kunjung berubah. Aku (sepertinya) tidak masalah. Aku akan belajar mengerti. Kau sudah mengenalku sejauh ini, kan? (c) SuaraCerita

Melepaskan Beban Di Perjalanan

Image
Aku merasa kita bergerak untuk satu tujuan yang sama. Meski langkah kita berawal dari titik yang berbeda, bahkan berseberangan. Aku melihatmu dari kejauhan. Berjalan seorang diri dan aku rasa kita akan bertemu di tempat yang sepertinya juga aku tuju. Dan semakin percaya ketika jarak kita telihat semakin dekat bahwa ternyata tujuan kita satu. Di titik pertemuan itu, kita memutuskan untuk berjalan bersama. Kita berjalan membawa beban-beban yang berat. Segala hal kita bawa dalam ransel dipunggung kita. Beban kita terasa semakin berat seiring semakin jauhnya jalan yang kita lalui. Padahal tidak ada yang berubah isi ransel kita. Hingga di bawah teduhnya pohon yang menaungi kita. Kita memutuskan untuk mengurangi beban kita. Diperjalanan kita memberikan sebagian isi ransel kita kepada orang lain. Memilah mana yang layak dibawa mana yang tidak. Memilih mana yang akan diberikan dan mana yang akan tetap dibawa. Kita melakukannya sepanjang perjalanan hingga terasa beban kita semakin ringan ...

Sekiranya Kita Bertemu Hari Ini

Image
Sekiranya kita bertemu hari ini. Mungkin aku tidak mengetahui. Bahwa kamu adalah orang yang ditulis jauh-jauh hari untuk menemani hidup hingga mati. Sekiranya kita bertemu hari ini. Aku tidak akan menyadari. Meski sehari-hari kita berada di tempat yang sama, dalam lingkaran pertemanan yang serupa. Kita akan berjalan bersama dalam satu rasa. Sekiranya kita bertemu hari ini. Kita akan menjalani hari sebagaimana biasanya. Tidak menduga dan tidak pernah menduga bahwa kemudian hari ternyata kita tinggal bersama. Di bawah genting yang sama, di dalam rumah yang sama. Sekiranya kita bertemu hari ini. Mungkin kita sedang saling benci. Menghindari satu sama lain karena diantara kita ada yang menyakiti. Kita tidak peduli bahwa cinta dan benci itu hanya masalah kadar suka yang berlebih dan kekurangan. Bukan benar-benar “benci”. Sekiranya kita bertemu hari ini. Kita tidak peduli sedang apa masing-masing kita hari ini. Tidak pernah ada hal penting yang saling kita tanyakan. Tidak ada hal i...